'Diamond Spirit of Life Generation'

Fight Like A Lion , Win Like A Champion . Never repeat the same mistakes and do your best for your future, do not despair . Success in front of you .

Statictic

Sabtu, Agustus 13, 2011

Einstein Aja Nggak Tauu [Part.2]

Jangan Berjemur Di Siang Bolong




Mengapa orang mengatakan bahwa risiko kulit hangus paling besar antara pukul 10 dan pukul 14 ? Tentu saja , itu saat ketika matahari berada tepat diatas kepala kita , tetapi kenapa cahaya matahari tegak lurus lebih kuat ? Apakah karena pada tengah hari sang surya lebih dekat dengan kita ?


   Tidak , jarak 150 juta kilometer yang memisahkan matahari dan bumi tidak pernah peduli dengan jadwal santap siang atau reaksi kita . Matahari pada dasarnya sama jauhnya dari hidung kita selama seharian . Tapi , kekuatan sorotan cahayanya yang berubah ubah , karena dua alasan :
1. Karena lapisan atmosfer
2. Karena sudut jatuhnya ke permukaan bumi .



   Gambarkan bumi sebagai sebuah bola yang dibungkus dengan suatu lapisan udara - atmosfer - yang tebalnya berapa ratus kilometer . Ketika sang surya tepat diatas kepala kita , cahayanya datang tegak lurus dengan atmosfer dan permukaan tanah , dan dalam kejadian ini cahaya tersebut menembus atmosfer dengan segenap kekuatan yang di milikinya . Akan tetapi ketika benda angkasa ini dekat dengan cakrawala , cahayanya membentuk sudut sangat miring , bahkan hampir horizontal . Akibatnya cahaya yang sama harus menembus atmosfer yang lebih tebal sebelum sampai ke 'jidat' kita . Karena atmosfer membaurkan dan menyerap sebagian cahaya matahari , maka makin tebal atmosfer yang harus ditembus , maka semakin rendah intensitas cahayanya . Itu sebabnya matahari pada pagi dan petang hari lebih rendah daripada pada tengah hari bolong . Sekitar matahari terbit atau tenggelam , cahayanya hampir tiga ratus kali lebih redup daripada tengah hari .




    Tapi , bahkan andaikata bumi tidak memiliki atmosfer , cahaya matahari tetap lebih lemah ketika posisinya dilangit lebih rendah . Ini semata mata hanya karena alasan geometri-nya saja , yakni karena kemiringan sudut yang terbentuk akibat kemiringan sudut terjang cahaya matahari . Cara terbaik memahami efek ini adalah memakai sebuah lampu senter dan buah jeruk .




COBA DEH !

   Disebuah ruangan yang di gelapkan , sorotkan cahaya dari sebuah lampu senter kecil ke permukaan sebuah jeruk . Anggaplah lampu senter itu matahari dan jeruk itu adalah bumi . Mula mula pegang lampu senter tepat diatas khatulistiwa , dalam posisi tengah hari . Anda akan melihat berkas cahaya yang bundar penuh di permukaan bumi . Sekarang , dengan jarak matahari bumi yang sama , buatlah agar sorotan cahaya membentuk sudut agak ke kiri (barat) dari posisi terdahulu , yakni posisi matahari petang hari . Anda akan melihat cahaya berbentuk lonjong pada permukaan jeruk , seolah olah lingkaran cahaya matahari ditarik memanjang . Sesungguhnyalah demikian . Cahaya matahari dengan kekuatan yang sama digunakan untuk menerangi permukaan bumi lebih luas , maka dengan sendirinya intensitas di tiap titik menjadi lebih rendah .

0 komentar:

Posting Komentar